Minggu, 07 Oktober 2012

Syahadat adalah sebuah awal dari kesaksian secara lisan bahwa tiada tuhan selain Allah


Kemudian syahadat dibuktikan dengan perkara syariat atau syarat sebagai hamba Allah.

Selanjutnya seorang hamba Allah memperjalankan dirinya agar sampai (wushul) kepada Allah ta'ala hingga menyaksikan Allah ta'ala dengan hati mereka (ain bashiroh) sehingga mereka menjadi shiddiqin yakni membenarkan dan menyaksikan bahwa selain Allah ta'ala adalah tiada. Selain Allah ta'ala adalah tiada apa apanya. Selain Allah ta'ala adalah bergantung padaNya.

Buya Hamka penulis buku "Tasawuf Modern" setelah mengikuti Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah pernah berujar di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya bahwa dirinya bukanlah Hamka, tetapi “Hampa” sebagaimana yang dituturkan oleh Dr Sri Mulyati, pengajar tasawwuf UIN Syarif Hidayatullah

Buku Tasauf Modern, penerapan tasawuf dalam zaman sekarang atau zaman modern ditulis oleh Amarhum Buya Hamka sekitar tahun 30-an, sebagai karangan bersambung dalam majalah Pedoman Masyarakat yang terbit di Medan dengan Hamka sendiri sebagai pemimpin redaksi. Setelah selesai pemuatan dalam majalah, atas permintaaan pembaca Tasauf Modern diterbitkan sebagai sebuah buku untuk pertama kali tahun 1939.

Penerbitan pertama ini ternyata mendapat sambutan dari masyarakat sehingga mengalami cetak ulang beberapa kali dari sebuah penerbit di Medan. Setelah Proklamasai Kemerdekaan, Tasauf Modern kembali diterbitkan di Jakarta sekitar tahun 60-an.

Sejak sekitar tahun 70-an, oleh pengarang penerbitan Tasauf Modern dan beberapa karya lain termasuk Tafsir Al-Azhar dipercayakan pada Pustaka Panjimas.

Alhamdulillah minat dan sambutan pembaca terhadap karya-karya Almarhum Hamka, sampai saat in masih tetap tinggi, terbukti dengan terjadi beberapa kali cetak ulang Tasauf Modern, Falsafah Hidup, Lembaga Budi, Tasauf Perkembangan dan Pemurniannya dan lain-lain. Bukan hanya di Indonesia beberapa penerbit di Malaysia dan Singapura atas persetujuan ahli waris menerbitkan Tasauf Modern dan karya-karya Hamka lainnya.

Saat ini umat manusia hidup dalam zaman modern yang serba praktis dan enak berkat teknologi canggih. Namun kemodernan dan gaya hidup yang mementingkan materi ternyata tidak memberi kebahagiaan, disamping jasmani, manusia juga memerlukan kebahagiaan rohani.

Disinilah dirasakan perlunya dakwah atau pelajaran agama baik bentuk tabligh maupun buku-buku yang menentramkan rohani, antara lain Tasauf Modern karya Almarhum Hamka ini

Amat disayangkan para ulama di Arab Saudi telah dipaksakan oleh penguasa kerajaan dinasti Saudi untuk mengikuti pemahaman ulama Muhammad bin Abdul Wahhab telah menjadi korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi.

Sebagaimana yang dilaporkan oleh ulama yang sholeh keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Abuya Prof. DR. Assayyid Muhammad bin Alwi Almaliki Alhasani dalam makalahnya dalam pertemuan nasional dan dialog pemikiran yang kedua, 5 s.d. 9 Dzulqo’dah 1424 H di Makkah al Mukarromah menyampaikan bahwa dalam kurikulum pendidikan khususnya materi tauhid terdapat pengafiran, tuduhan syirik dan sesat terhadap kelompok-kelompok Islam

Berikut kutipannya

***** awal kutipan *****
Sebagaimana dalam kurikulum tauhid kelas tiga Tsanawiy (SLTP) cetakan tahun 1424 Hijriyyah yang berisi klaim dan pernyataan bahwa kelompok Shuufiyyah (aliran–aliran tashowwuf ) adalah syirik dan keluar dari agama.

Materi kurikulum tersebut menjadikan sebagian pengajar terus memperdalam luka dan memperlebar wilayah perselisihan. Padahal, 3/4 penduduk muslim seluruh dunia adalah Shuufiyyah dan seluruhnya terikat dan meramaikan padepokan (zaawiyah) mereka dengan tashowwuf.

Bahkan, harus dimengerti bahwa zawiyah–zawiyah tersebut memiliki jasa besar dalam memerangi penjajahan, membela negara, menyebarkan agama, dan memberikan pengajaran kepada kaum muslimin. Inilah sikap dan perilaku zawiyah Sanusiyyah, Idrisiyyah, Tijaaniyyah, Qoodiriyyah, Rifaa’iyyah, Syadziliyyah, Mahdiyyah, Naqsyabandiyyah, dan Marghoniyyah.

Sejarah yang objektif dan terpercaya mengakui akan hal ini. Sementara itu, generasi berikut dari para imam thoriqot tersebut seperti Syekh Umar al Mukhtar, Syekh Abdul Qodir al Jazairi, al Imam al Mahdi, Syekh Umar al Fauti at Tiijani, Syekh Utsman bin Faudi al Qodiri juga mempunyai jasa–jasa yang perlu dihargai dalam berjihad di jalan Allah. Para imam tersebut melayani agama dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan untuk memerangi kebodohan dan tindakan bid’ah.

Adapun (lebih jauh lagi) para imam tashowwuf pendahulu mereka yang terkenal dalam abad–abad terdahulu seperti Imam Rifai, Imam al Badawi, Imam Syadzili, dan para imam lain setingkat mereka serta para imam dari generasi tabi’in dan para pengikutnya dari para ahli Hilyah, Shofwah, Risalah dan Madarijis saalikin. Usaha dan jihad mereka semua di jalan Allah merupakan suatu hal yang banyak memenuhi sejarah dan telah banyak dikisahkan oleh buku–buku biografi (Manaaqib/Taroojim).

Meskipun begitu, kita tidak mengatakan mereka ma’shum sebab setiap kita dan mereka (adalah sama,) diambil dan juga ditolak. Ijtihad yang mereka lakukan juga berputar antara daerah kebenaran dan kesalahan, diterima dan dibantah.

Kendati begitu, kita semua tidak ingin mereka dihujat dengan tuduhan keluar dari Islam, kafir, syirik, dan fanatik dalam bermadzhab.
***** akhir kutipam *****


***** awal kutipan ****
Para pengikut ajaran wahabi adalah kelompok yang sangat membencikan orang-orang sufi dan mengkafirkan mereka, mereka menganggap bahwa orang -orang sufi menyembah kuburan-kubura wali sehingga halal darahnya di bunuh, pemahaman ini bersumber dari aqidah mereka yang menyatakan bahwa tauhd itu terbagi kepada tiga bahagian, tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah, tauhid asma` dan sifat, orang-orang sufi hanya percaya dengan tauhid rububiyyah dan tidak menyakini tauhid uluhiyyah, sebab itulah mereka kafir dan boleh di bunuh, bahkan mereka mengatakan bahwa orang-orang kafir qurasy lebih bagus tauhidnya daripada orang-orang sufi.
*****akhir kutipan *****

Tidak ada komentar: